Rabu, 21 Oktober 2015

Saudaraku, Dunia ini Fana Dan Binasa

Sekiranya manusia mengetahui hakikat sesuatu tentulah ia akan mengerti apa yang harus ia lakukan. Sekiranya manusia mengetahui sebuah tujuan tentulah ia akan memahami apa yang seharusnya ia utamakan. Saudaraku, begitu pula dengan dunia ini dan segala yang ada didalamnya tentu menyimpan suatu hakikat serta tujuan yang jelas. 


Tidak ada yang dapat memahamkan kita tentang hakikat dunia ini kecuali islam. Islam satu-satunya nilai yang mampu menunjuki kita, mencerahkan pikiran dan mengantarkan kita pada kebahagiaan abadi. Jika kita mampu memahami nilai islam yang mulia ini dalam kehidupan serta benar-benar berusaha menjalankannya, pasti kita akan mampu memahami hakikat dan tujuan di dalamnya. Namun jika kita bodoh tentang islam itu sendiri, tentu kitapun tidak akan mampu mengetahui hakikat serta tujuan kehidupan dunia ini, yang pada akhirnya kita akan tersesat sehingga kebahagiaan yang dicita-citakan pun akan berakhir dengan kesengsaraan yang nyata. Sungguh benar perkataan seorang bijak Abdul Ghafar Al Ahras:

“Telah tersembunyi dari seorang yang dungu sebuah tujuan, sehingga iapun bodoh tentang apa yang diinginkannya sendiri.”

Sungguh segala sesuatu yang kita jalani dan yang akan kita hadapi di dunia ini akan bertuju pada satu muara. Muara yang akan menyingkap sebuah hakikat dari perjalanan dunia ini. Muara yang akan menyadarkan kita bahwa tujuan kehidupan dunia adalah tempat ujian dan kesabaran dalam beramal. Sadar ataupun tidak, sesungguhnya kita tengah berjalan ke muara pertemuan dan perkumpulan yang dijanjikan itu untuk mempertanggung jawabkan segala apa yang kita lakukan selama perjalanan di kehidupan dunia tersebut. Akherat adalah muara yang telah jelas sebagai tujuan dan tempat kita kembali. Saat itu, tidak akan ada lagi kesempatan untuk kembali, tidak ada waktu untuk bangkit apalagi untuk mencoba menapaki langkah-langkah baru. Bahkan tidak ada kata permohonan maaf sama sekali, tidak akan pernah ada. Semuanya akan dipertanggung-jawabkan dan saat itu kita hanya akan menyesal serta putus asa atas balasan besar yang akan ditimpakan.

Saudaraku, marilah sedikit merenung tentang dunia ini. Marilah sejenak meluangkan waktu, memfokuskan fikiran dan hati untuk kita memahami hakikat serta tujuan hidup ini. Relakanlah sejenak hatimu untuk mampu menangis meski mungkin sepanjang hidup ini hatimu tidak pernah bisa meneteskan air mata kesadaran. Paksakanlah jiwamu untuk sejenak merenungi sebuah hakikat walaupun sepanjang waktumu bulir-bulir nurani itu tidak pernah hadir. Ini hal biasa, karena kemarau yang panjang seakan hilang saat hujan mulai turun walau sesaat.

Hatimu yang keras, jiwamu yang tak kunjung lembut, In Sya Allah saat engkau mulai menyadari dan memahami hakikat dari dunia dan kehidupan ini segalanya akan merubah apa yang ada padamu. Kesadaran itu akan merubahmu ke arah yang tentu lebih disenangi hati, membawamu pada keadaan yang akan menentramkan kehidupanmu. Karena sejatinya kebahagiaan adalah ketika hatimu mampu memahami hakikat serta tujuan kehidupan dunia ini sehingga engkau akan merasa butuh kepada Allah Sang Pencipta, engkau merasa harus selalu dekat denganNya dan Allahpun akan sealalu bersamamu dalam kebahagiaan meski diatas beban serta ujian. Allah akan bersamamu dalam ketakutan, Allah akan menolongmu dalam kesempitan dan Allah akan menyediakan bagimu Surga. Bukankah Allah itu dekat dan akan bersama hambaNya yang selalu mendekatkan diri padaNya?

Saudaraku, apalah arti dunia ini bagi seorang hamba yang hatinya hanya menginginkan negeri akhirat serta pertemuan dengan Allah Sang Pencipta? Apalah arti dunia ini bagi seorang hamba yang ia hakikatnya dalam kehidupan ini sebagai seorang pengembara yang tidak lama bersua, lalu kemudian pergi dan tidak pernah kembali? Apalah arti dunia ini bagi seorang hamba yang memahami hakikat serta tujuan bahwa kehidupan dunia ini hanya tipuan dan tempat ujian? Mereka orang-orang yang akan menjual kehidupannya dengan murah untuk kemudian membeli akhirat yang kekal abadi. Betapa bahagianya mereka, betapa beruntungnya mereka walaupun manusia di sekelilingnya merendahkan kedudukan dunianya, karena sejatinya ia adalah orang yang paling cerdas. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Dari Syaddad bin Aus dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." (HR. Imam At Tirmidzi)

Inilah dunia dan kehidupannya. Dunia adalah tipuan, dunia adalah ujian dan dunia ini adalah ladang amal serta persiapan. Lalu apa yang akan mereka katakan dihadapan Allah nanti ketika hari ini mereka lebih senang bermain-main dengan hartanya dan penampilannya, mereka lebih suka berlomba-lomba dalam strata dan jabatan, dan mereka lebih puas dengan berbangga-bangga dalam status pendidikan dan universitasnya?? Lihatlah saat mereka mengatakan bahwa masa depan yang cerah jika kita bependidikan tinggi. Atau mereka mengatakan bahwa dirinya akan menjadi calon orang sukses di masa depan karena telah meraih gelar pendidikan tinggi? Tidak wahai saudaraku, karena masa depan bukanlah pekerjaan dan jabatan tapi masa depan adalah surga atau neraka. Kesuksesan dan kebahagiaan tidaklah dilihat dari kemapanan dan kekayaan dunia tapi kedekatan dan keyakinan kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

عن أَبُي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Dunia itu terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan yang berhubungan dengannya, atau seorang yang 'alim dan mengajarkan ilmunya.”  (HR. Ibnu Majah)

Dunia ini terlaknat dan apa yang ada di dalamnya. Apakah engkau pantas berbangga dengannya? Atau engkau akan terus terbuai dengan fatamorgana dunia? Apakah engkau akan menunggu hingga hanya Allahlah yang memutuskan segala perkara? Sadarlah wahai saudaraku, waktu ini begitu sempit dan hidup ini sangat singkat. Lalu kapan lagi kita akan mempersiapkan diri menuju hari yang abadi? Kapan lagi kita akan berbenah diri untuk menghadap Sang Pencipta, untuk beramal agar dapat meraih kesuksesan dan surga yang penuh kenikmatan? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam didatangi Umar, saat itu beliau sedang berada di atas tikar yang membekas pada tubuh beliau, maka Umar berkata; "Wahai Nabiyullah, mengapa engkau tidak menggunakan kasur yang lebih baik dari ini?" beliau menjawab: "Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaanku dan dunia hanya seperti seorang penunggang yang berjalan pada hari yang panas, lalu ia berteduh sesaat di siang hari di bawah sebuah pohon, kemudian bertolak lagi meninggalkannya." (HR. Imam Ahmad)

Saudaraku, dunia dan segala isinya yang telah engkau miliki hari ini akan hilang dan ditinggalkan. Mungkin saja sesuatu itu akan Allah lenyapkan dengan sendirinya atau dengan kematian dan hari Kiamat. Allah TA'ALA berfirman:

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Al A’raf: 34)

Kematian akan datang cepat ataupun lambat. Kematian akan menghampirimu siap ataupun tidak dan akan melenyapkan seluruh apa yang engkau miliki di dunia ini. Sadarilah bahwa waktu kita sangat terbatas dan kita tidak akan pernah tahu batasan itu. Kita tidak akan pernah tahu sampai kapan kita akan berjumpa dan bersenang-senang dengan keluarga dan sahabat? Bisa jadi hari ini kita berada diatas bumi, esok kita sudah berada di perut bumi. Bisa jadi hari kita masih bisa tertawa dan esok menjadi hari yang paling mengerikan ketika kubur telah menjadi tempat kembali kita. Sadarilah, sebelum penyesalan yang tak ada ujungnya engkau rasakan. Sadarilah, sebelum kesempatan untuk berbenah dan bersiap-siap tidak akan engkau dapati lagi untuk selamanya.

Saudaraku, meski mungkin hari ini kita masih dalam usia muda dan meyakini bahwa masa depan masih akan terbentang namun janganlah pernah tertipu dengan itu. Meski hari ini kita masih merasakan kesehatan yang sempurna dan jalan hidup yang terbuka namun janganlah pernah terbuai, karena kematian dan kebinasan dunia akan datang kapan saja. Allah berhak atas itu semua dan segalanya sangat mudah di sisi Allah Ta'ala.

Sungguh indah ketika hati yang telah lama membatu kini mulai meneteskan tangis kesadaran. Sungguh bahagia saat hatimu yang telah lama tak mengenal Allah dan hakikat kehidupan ini namun kini mulai berubah menjadi hati yang lembut serta menuntunmu menuju jalan Allah yang cerah. Karena keindahan adalah proses dari ketidak-tahuan menjadi sadar dan dari apa yang menjadi rahasia kemudian berhasil terungkap dibaliknya.

Tanyakanlah pada orang mulia yang mereka habiskan waktunya untuk menangis dihadapan Allah dengan berharap ampunan dan kebaikan. Tanyakanlah pada orang yang hatinya selalu merendah di sepertiga malam untuk memohon kebahagiaan abadi. Tanyakanlah pada mereka bahwa keindahan dan kebahagiaan sejati ada pada hati yang mengetahui hakikat serta tujuan kehidupan dunia sehingga mereka menghabiskan waktunya untuk beramal dan beribadah. Karena kehidupan mereka hanya dipenuhi dengan sabar dan syukur kepada Allah. Engkau akan merasakan ketika engkau berusaha walau sekeras apapun hatimu saat ini.

Saudaraku jangan pernah engkau tanyakan lagi pada dirimu tentang keindahan dan hari-harimu di dunia, namun tanyakanlah pada dirimu saat ini tentang hubungan hati dan munajat-munajat engkau dengan Allah sang Pencipta. Imam An Nawawi pernah berkata:

“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas. Mereka meninggalkan dunia karena takut tipuannya. Mereka sadar bahwa dunia bukanlah tempat tinggal sejati. Kemudian mereka menjadikan dunia sebagai lautan dan amal shaleh sebagai perahunya."


Arief Maulana Ibnu Fariid

Pemuda Yang Dijanjikan!

Begitu berharganya waktu yang telah Allah Ta'ala berikan ini. Sungguh setiap detik yang terlewat hakikatnya adalah harta yang berkurang, banyak ataupun sedikit. Waktu yang Allah berikan ini bukanlah hal kecil, tidaklah Allah memberikannya begitu saja. Namun waktu yang di anugerahkan ini hakikatnya adalah amanah yang begitu besar. Amanah yang akan terus meminta kita untuk menunaikannya secepat mungkin. Ya, waktu adalah amanah yang suatu saat akan meminta pertanggung-jawaban atas diri-diri kita dihadapan sang pencipta, Allah Ta'ala.  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:


“Dari Abi Barjah berkata, Rasululloh bersabda: Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ditanya empat perkara, tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan? Tentang umurnya untuk apa ia habiskan? Tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya dan kemana ia menafkahkannya? Dan tentang kecintaannya terhadap ahli bait Rasululloh.” (HR. Imam At Thabrani)

Kelak di hari kiamat nanti seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya di dunia, disaat itulah kaki mereka tidak akan bergeser sedikitpun hingga ditanya kepadanya empat perkara. Salah satu diantaranya, tentang umur dan waktunya di dunia, untuk apa ia habiskan?

Ketahuilah, telah dikatakan dalam sebuah riwayat bahwa manusia berkumpul di padang mahsyar selama 50 ribu tahun waktu dunia, saat itu matahari akan didekatkan diatas kepala 1 Mil sedang manusia dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan. Mereka akan merasa sangat tersiksa, kebingungan yang dahsyat, hati dan pikiran yang kacau bahkan putus asa sehingga segala sesuatu saat itu akan memberatkannya. Lalu merekapun akan lupa dan saling lari menjauh, sehingga akan lari antara anak dari bapak-ibunya, istri dari suaminya dan seseorang dari saudara-saudaranya apalagi yang hanya sekedar sebagai teman di kehidupan dunia. Mereka hanya akan memikirkan keadaan masing-masing dalam keputus-asaan, penyesalan dan ketakutan yang luar biasa.

Sahabat, suatu kebahagiaan yang tiada tara ketika kita dihadapkan pada hal yang menyiksa dan membuat putus asa tersebut adalah pertolongan dari Dzat yang Maha Kuasa. Pertolongan yang dijanjikan pun akan datang karena disaat itu pulalah Allah akan melindungi dan menaungi orang-orang yang bertaqwa diantara kita. Naungan Allah pada hari itu adalah satu-satunya kebahagiaan sekaligus kabar gembira bagi mereka orang-orang yang bertaqwa untuk menuju surga yang telah disediakan.

Sungguh dahsyat malapetaka yang akan kita lalui kelak di hari akhirat nanti. Tidakkah kita sedikit berfikir tentang itu semua? Apakah hati kita telah tertutup sehingga tak mampu memandang dan memikirkannya?! Ataukah fatamorgana dunia yang hina ini telah melupakan kita dari mengingat itu semua? Ataukah karena kebodohan ini sehingga tidak mampu mengetahui dan memikirkannya. Allahul Musta’an, semoga Allah selalu menolong kita, selalu membuka mata hati dan pikiran kita serta membimbing diatas hidayahNya hingga saatnya nanti kita akan bertemu Allah Azza Wa Jalla. Wahai Allah sungguh pertemuan itu adalah kepastian, maka jadikanlah kami daripada hamba-hamba Mu yang beruntung.

Mari kita sedikit berfikir atas kabar kepastian dari Allah dan RasulNya ini, semoga bisa menyadarkan kita untuk segera kembali dan menata kembali hidup ini dengan aturanNya semata, dengan Islam yang sempurna.

Sahabat ketahuilah, bahwa dibalik kedahsyatan apa yang akan terjadi di akhirat nanti ternyata Allah Ta'ala telah memberikan kabar gembira melalui lisan RasulNya. Dan sungguh, kita adalah bagian dari orang-orang yang sedang Allah Ta'ala selamatkan. Kita adalah orang-orang yang sedang Allah Ta'ala bimbing menuju arah kebahagiaan, keselamatan abadi dan pertolongan di hari yang tidak ada pertolongan kecuali dariNya semata. Tidakkah menyadari bahwa hari ini, In Sya Allah kalian adalah pemuda yang sedang menjalani perkara-perkara yang akan menjadi penolong di hari akhirat yang mengerikan nanti.

Perkara-perkara yang sesungguhnya hari ini sedang kita jalani dan kita tempuh jalan perjuangannya, perkara yang akan menyelamatkan kita pada hari kesusahan di akhirat kelak, seperti apa yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sabdakan dalam sebuah hadits:

“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah, pada hari dimana tidak ada naungan selai nnaungan-Nya. Yaitu; Seorang imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat zina lalu ia menolak seraya berkata, 'Aku takut kepada Allah.' Dan seorang yang bersedekah dengan diam-diam, sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kirinya. Dan yang terakhir adalah seorang yang menetes air matanya saat berdzikir, mengingat dan menyebut nama Allah dalam kesunyian." (HR. Imam Muslimin)

Dalam hadits tersebut disebutkan tujuh golongan manusia yang akan Allah Ta'ala lindungi dan naungi di hari kiamat nanti, di hari saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar. Dan tiga diantaranya adalah berkaitan dengan keadaan seorang remaja islam yang hidupnya penuh ketaqwaan, yaitu:  “pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dan rindu dengan masjid, dan dua orang yang saling mencintai karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya.”

Sahabat bukankah hari ini kita sedang berjuang untuk kembali kepada islam yang murni dan mengajak manusia kepada perbaikan hidup dengan islam. Maka berbahagialah atas karunia ini, lalu bersyukur dan teruslah berusaha lebih baik. Teruslah berlomba-lomba dalam kemuliaan dan kebaikan.
Semoga dalam perjalanan perjuangan yang masih baru dimulai ini kalian telah menjadi pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Dunia  dan alam semesta tahu bahwa kini kalian dengan semangat dan rendah hati selalu menghadiri majlis-majlis ilmu, dengan kelemah-lembutan mengajak teman-temannya untuk sama-sama belajar islam serta mengamalkannya. Bukankah kalianpun adalah pemuda yang sudah menjanjikan seluruh hidup dan matinya hanya untuk ibadah kepada Allah semata? In Sya Allah.

Semoga selama ini kalian telah menjadi pemuda yang hatinya selalu terpaut dan rindu akan masjid. Karena dengan bangga kami telah mendengar, bahwa kalian saat ini adalah pemuda-pemuda yang senantiasa menjaga sholat, mendatangi masjid ketika dikumandangkan adzan dan menjadi pengisi shaf-shaf terdepan dalam sholat berjama’ah.  Sungguh kalian adalah cucu-cucunya Abu Bakar As Siddiq yang selalu mencintai rumah Allah dan kalian adalah penerusnya Umar bin Khattab yang senantiasa tegas untuk mengajak umat berjama’ah. Subhaanallah Walhamdulillah Allahu Akbar, sebuah kemuliaan yang sangat jarang didapatkan di zaman penuh kerusakan ini.

Dan kamipun yakin bahwa kalian telah menjadi pemuda yang bersih dari kecintaan kepada selain Allah, bersih dari cinta kepada makhluk dan meninggalkan cinta yang dilarang syari’at. Ya, kalian adalah pemuda yang dengan teguh untuk meninggalkan budaya pacaran yang sesat dan menyesatkan. Kemudian disaat itu pula rasa cinta dan kepedulian kalian dialihkan kepada hal-hal yang mulia. Dengan rasa cinta yang murni kalian selalu mencintai sahabat-sahabat yang lain karena Allah, kalian korbankan masa muda untuk berdakwah karena rasa cinta yang begitu besar kepada generasi muda yang sudah sakit dan rusak. Kalian pastikan jika bertemu dan berpisah hanya karena tujuan untuk Allah. Kalian adalah pemuda luar biasa, pemuda yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hawa nafsu, bukan karena dunia dan bukan karena alasan budaya!

Wahai Allah, inikah cinta yang engkau janjikan balasannya di hari akhirat kelak? Maka saksikanlah, bahwa mereka adalah pemuda-pemuda yang engkau janjikan!

Sahabat marilah bersyukur atas karunia yang besar ini, karena ternyata perjuangan ini adalah perjuangan penuh cinta. Cinta atas amalan yang telah menjanjikan bagi kita naungannya di hari akhirat kelak. Cinta akan ibadah-ibadah yang semakin menguatkankan prinsip dan kekuatan dalam langkah-langkah perjuangan ini. Dan cinta diantara sesama yang murni hanya karena Allah Ta'ala, cinta yang akan membuatmu bahagia di dunia dan akhirat. Bersyukurlah sahabat, dan bersabarlah diatas perjuangan menuju kebangkitan dan kejayaan islam ini. Karena sungguh kalian adalah pemuda yang dijanjikan dan perjuangan ini adalah perjuangan penuh cinta. Uhibbukumfillaah, Allahu yubaarik fiikum.

(Arief Maulana Ibnu Fariid)

Al-Qur'an Berbicara Bentuk Bumi



administrator / Rabu, 21 November 2012 08:16
bumiDi era ketika teknologi belum berkembang mulai muncul pertanyaan seperti apakah bentuk bumi. Dahulu kala banyak yang menganggap bahwa bumi itu datar maka ketika seseorang melakukan perjalanan sampai pada ujungnya konon maka ia akan terjungkal ke angkasa.
Flat Earth Society
Anggapan yang demikian pun di era modern ini masih ada. Flat Earth Society (juga dikenal sebagai International Flat Earth Society atau International Flat Earth Research Society) adalah sebuah organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat. Organisasi modernnya didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956, dan kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson, yang menjadikan rumahnya di Lancaster, California, sebagai basis organisasi. Organisasi ini tidak lagi aktif semenjak kematian Johnson pada 2001, namun baru-baru ini organisasi Flat Earth Society dimunculkan kembali oleh presiden barunya, Daniel Shenton.
Pendukung Flat Earth Society pada masa kini tidak memiliki satu teori yang disetuju bersama. Tiap anggota memiliki gagasan yang berbeda mengenai bagaimana Bumi diciptakan. Beberapa mendukung gagasan bahwa bumi datar sepenuhnya, sementara yang lain mendukung bentuk cakram.
Daniel Shenton telah membangkitkan kembali organisasi Flat Earth society. Dalam suatu artikel di The Guardian, Shenton mengatakan bahwa dia memiliki 60 anggota. Laporan tersebut juga menyatakan Shenton memiliki situs web yang di dalamnya terdapat buletin organisasi dari tahun 1970-an dan 80-an.
Ilmuwan Barat Atau Islam?
epicycleWacana bentuk bumi bundar baru berkembang di Barat pada abad ke-16 M. Adalah Nicoulas Copernicus yang mencetuskannya. Di tengah kekuasaan Gereja yang dominan, Copernicus yang lahir di Polandia melawan arus dengan menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan bola. Sejarah Barat kemudian mengklaim bahwa Copernicus-lah ilmuwan pertama yang menggulirkan teori bumi bulat. Kemudian juga dibuktikan oleh Ferdinand magelhaens ketika mengelilingi dunia pertama kali pada tahun 1522
Klaim Barat selama berabad-abad itu akhirnya telah terpatahkan. Sejarah kemudian mencatat bahwa para sarjana Islam-lah yang mencetuskan teori bentuk bumi itu. Para sejarawan bahkan memiliki bukti bahwa Copernicus banyak terpengaruh oleh hasil pemikiran ilmuwan Islam. Para sejarawan  sains sejak tahun 1950-an mengkaji hubungan Copernicus dengan pemikiran ilmuwan Muslim dari abad ke-11 hingga 15 M.
Hasil penelitian yang dilakukan  Edward S Kennedy dari  American University of Beirut  menemukan adanya kesamaan antara matematika yang digunakan Copernicus untuk mengembangkan teorinya dengan matematika yang digunakan para astronom Islam –dua atau tiga abad sebelumnya. Copernicus ternyata banyak terpengaruh oleh astronom Muslim seperti  Ibn al-Shatir (wafat 1375), Mu'ayyad al-Din al-'Urdi (wafat 1266) dan Nasir al-Din al-Tusi (wafat 1274).
Secara resmi, para sarjana Muslim telah mengeluarkan kesepakatan bersama dalam bentuk ijma tentang bentuk bumi bundar. Teori bentuk bumi bulat diyakini oleh Ibnu Hazm (wafat 1069), Ibnu Al-Jawi (wafat 1200) dan Ibnu Taimiyah (wafat 1328). Penegasan ketika tokoh Islam itu untuk memperkuat hasil penelitian dan penemuan yang dicapai astronom dan matematikus Muslim.

Sains Modern
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini orang bisa melihat bentuk asli bumi dari luar angkasa. Sehingga terbuktilah secara ilmiah bahwa bentuk bumi itu bulat. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa membuktikan bahwa bumi bula, misalnya ketika ada kapal yang hendak berlabuh yang kelihatan duluan cerobong baru badannya, ketika terjadi gerhana pasti bayangan bumi berbentuk lengkungan dan kalau ada pesawat yang terbang dari satu titik untuk mengelilingi bumi maka ia akan kembali pada titik semula itu.

Ketika Al-Quran Berbicara
Informasi mengenai bumi bulat, dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an mengenai pergantian siang dan malam :
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam?” (QS. Lukman (31) : 29).
Menurut ahli tafsir, kata memasukkan pada ayat di atas diartikan sebagai malam lambat laun berubah menjadi siang demikian pula sebaliknya. Peristiwa ini hanya dapat terjadi jika bumi bukan datar tetapi bulat. Jika bumi datar, maka akan terjadi perubahan secara tiba-tiba dari malam menjadi siang. Begitu pula dari siang menjadi malam.
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar: Dia menutupkan malam atas siang dan siang atas malam.” (QS. Az-Zumar (39) : 5).
Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat. Sa_
Dari berbagai sumber